Digadang-gadang Jadi Booster Vaksin Moderna Punya Efek Samping Bahayakah__
نشر بتاريخ 2021-09-18 03:14:02
0
0
SariAgri - Indonesia menerima 3 juta juta dosis vaksin Moderna pada 11 Juli 2021. Vaksin tersebut akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan sebagai booster atau vaksinasi tahap ke-3.
Upaya ini dilakukan pemerintah untuk mendukung dan menjaga tenaga kesehatan yang mengalami tekanan luar biasa pada gelombang kedua pandemi COVID-19 di Indonesia.
Langkah ini ditempuh usai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) pada awal Juli 2021.
Moderna COVID-19 Vaccine merupakan vaksin yang dikembangkan dengan platform mRNA. Vaksin ini diperoleh melalui COVAX facility yang merupakan jalur multilateral dan diproduksi oleh Moderna TX., Inc USA.
Vaksin ini digunakan dengan indikasi pencegahan COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Diberikan secara injeksi intramuscular, dosis 0,5 mL dengan 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 1 (satu) bulan.
“Moderna COVID-19 Vaccine merupakan vaksin pertama dari pengembangan menggunakan platform mRNA yang memperoleh EUA dari Badan POM. Vaksin ini merupakan bantuan dari Pemerintah Amerika yang disalurkan melalui skema COVAX facility,” kata Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito.
Baca Juga: Sudah Minum Air Doa, Warga Badui Banten Tolak Vaksin Covid-19Menteri BUMN Perintahkan Kimia Farma Kebut Ivermectin
Penny mengatakan berdasarkan data uji klinik fase 3 pada tanggal 21 November 2020, efikasi Moderna COVID-19 Vaccine untuk mencegah COVID-19 yang parah adalah sebesar 94,1 persen pada kelompok usia 18 hingga di bawah 65 tahun dan 86,4 persen pada kelompok usia 65 tahun ke atas.
Badan POM telah melakukan pengkajian bersama dengan Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) terkait dengan keamanan dan efikasi dari vaksin ini.
Efek samping
Hasilnya menunjukkan bahwa secara umum keamanan vaksin ini dapat ditoleransi, baik reaksi lokal maupun sistemik dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2. Kejadian reaksi yang paling sering timbul dari penggunaan vaksin ini, antara lain nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan menggigil.
Untuk itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dalam laman resminya menulis bahwa gejala tersebut merupakan kondisi normal.
“Efek samping ini terjadi dalam satu atau dua hari setelah mendapatkan vaksin. Itu adalah tanda normal bahwa tubuh Anda sedang membangun perlindungan dan akan hilang dalam beberapa hari,” tulis CDC.
Selain kondisi usai vaksin, CDC juga memperingatkan penerima vaksin yang pernah mengalami reaksi alergi parah (anafilaksis) diminta tidak menggunakan vaksin ini.
“Dan, jika Anda mengalami reaksi alergi yang parah atau langsung setelah mendapatkan dosis pertama vaksin mRNA COVID-19, Anda tidak boleh mendapatkan dosis kedua dari salah satu vaksin mRNA COVID-19 (Moderna atau Pfizer-BioNTech)” tulis CDC.
Reaksi alergi yang parah adalah reaksi yang perlu diobati dengan epinefrin atau EpiPen atau dengan perawatan medis. Pelajari tentang efek samping umum dari vaksin COVID-19 dan kapan harus menghubungi dokter.
Reaksi alergi langsung berarti reaksi dalam waktu 4 jam setelah mendapatkan suntikan, termasuk gejala seperti gatal-gatal, bengkak, atau mengi (gangguan pernapasan).
Video terkait:
https://sariagri.id/news/77976/ihsg-kamis-pagi-menguat-perhatikan-saham-pilihan-ini
Upaya ini dilakukan pemerintah untuk mendukung dan menjaga tenaga kesehatan yang mengalami tekanan luar biasa pada gelombang kedua pandemi COVID-19 di Indonesia.
Langkah ini ditempuh usai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) pada awal Juli 2021.
Moderna COVID-19 Vaccine merupakan vaksin yang dikembangkan dengan platform mRNA. Vaksin ini diperoleh melalui COVAX facility yang merupakan jalur multilateral dan diproduksi oleh Moderna TX., Inc USA.
Vaksin ini digunakan dengan indikasi pencegahan COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Diberikan secara injeksi intramuscular, dosis 0,5 mL dengan 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 1 (satu) bulan.
“Moderna COVID-19 Vaccine merupakan vaksin pertama dari pengembangan menggunakan platform mRNA yang memperoleh EUA dari Badan POM. Vaksin ini merupakan bantuan dari Pemerintah Amerika yang disalurkan melalui skema COVAX facility,” kata Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito.
Baca Juga: Sudah Minum Air Doa, Warga Badui Banten Tolak Vaksin Covid-19Menteri BUMN Perintahkan Kimia Farma Kebut Ivermectin
Penny mengatakan berdasarkan data uji klinik fase 3 pada tanggal 21 November 2020, efikasi Moderna COVID-19 Vaccine untuk mencegah COVID-19 yang parah adalah sebesar 94,1 persen pada kelompok usia 18 hingga di bawah 65 tahun dan 86,4 persen pada kelompok usia 65 tahun ke atas.
Badan POM telah melakukan pengkajian bersama dengan Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) terkait dengan keamanan dan efikasi dari vaksin ini.
Efek samping
Hasilnya menunjukkan bahwa secara umum keamanan vaksin ini dapat ditoleransi, baik reaksi lokal maupun sistemik dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2. Kejadian reaksi yang paling sering timbul dari penggunaan vaksin ini, antara lain nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan menggigil.
Untuk itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dalam laman resminya menulis bahwa gejala tersebut merupakan kondisi normal.
“Efek samping ini terjadi dalam satu atau dua hari setelah mendapatkan vaksin. Itu adalah tanda normal bahwa tubuh Anda sedang membangun perlindungan dan akan hilang dalam beberapa hari,” tulis CDC.
Selain kondisi usai vaksin, CDC juga memperingatkan penerima vaksin yang pernah mengalami reaksi alergi parah (anafilaksis) diminta tidak menggunakan vaksin ini.
“Dan, jika Anda mengalami reaksi alergi yang parah atau langsung setelah mendapatkan dosis pertama vaksin mRNA COVID-19, Anda tidak boleh mendapatkan dosis kedua dari salah satu vaksin mRNA COVID-19 (Moderna atau Pfizer-BioNTech)” tulis CDC.
Reaksi alergi yang parah adalah reaksi yang perlu diobati dengan epinefrin atau EpiPen atau dengan perawatan medis. Pelajari tentang efek samping umum dari vaksin COVID-19 dan kapan harus menghubungi dokter.
Reaksi alergi langsung berarti reaksi dalam waktu 4 jam setelah mendapatkan suntikan, termasuk gejala seperti gatal-gatal, bengkak, atau mengi (gangguan pernapasan).
Video terkait:
https://sariagri.id/news/77976/ihsg-kamis-pagi-menguat-perhatikan-saham-pilihan-ini
البحث
الأقسام
- Art
- Causes
- Crafts
- Dance
- Drinks
- Film
- Fitness
- Food
- الألعاب
- Gardening
- Health
- الرئيسية
- Literature
- Music
- Networking
- أخرى
- Party
- Religion
- Shopping
- Sports
- Theater
- Wellness
إقرأ المزيد
Tips Menyeleksi Usaha Aqiqah Unggul
Untuk Anda yang berencana mau menggunakan ladenan atau catering aqiqah Cianjur sebaiknya pahami...
Smart Stadium Market May Set New Growth Story 2022: Major Giants
Market Overview
In its research report, Market Research Future (MRFR), highlights that the global...
O Que É Problema Erétil, Sintomas, Tratamento, Tem Cura?
Alguns remédios destinado a pressão arterial alta sociedade e depressão, por...
What is Special About the Design of the Adjustable Desk
As people sit and work for longer and longer hours, people gradually realize that sitting for a...
Kevin Zeitler can fill Arizona Cardinals gap at straight safeguard
1 of couple of elements that the Arizona Cardinals will want towards go over this offseason is...