Akibat Cuaca Ekstrem 5 Juta Orang di Dunia Tewas Setiap Tahun _

0
0
SariAgri - Ancaman gelombang panas dan cuaca ekstrem terus menghantui masyarakat dunia. Sebuah peneltian terbaru mengungkap, lebih dari 5 juta orang meninggal setiap tahun akibat gelombang panas dan cuaca dingin di seluruh dunia.
Studi yang melibatkan puluhan ilmuwan di seluruh dunia itu menyebut, paparan panas dan cuaca dingin ekstrem telah mengakibatkan 9,4% kematian global setiap tahun, setara dengan 74 kematian per 100.000 orang. Sementara kematian akibat gelombang panas diperkirakan kian meningkat.
Kondisi mengkhawatirkan ini mendorong seruan untuk isolasi perumahan yang lebih baik dan lebih banyak AC bertenaga surya, serta peringatan bahwa perubahan iklim akan meningkatkan kematian terkait suhu di masa depan.
Melansir The Guardian, para peneliti menganalisis data kematian dan cuaca dari 750 lokasi di 43 negara antara tahun 2000 dan 2019. Hasilnya menunjukan, suhu rata-rata harian di lokasi-lokasi ini meningkat sebesar 0,26C per dekade.
Studi ini juga menemukan bahwa lebih banyak orang meninggal karena dingin daripada panas selama periode dua dekade. Tetapi kematian terkait panas meningkat, sementara kematian terkait dingin menurun.
Baca Juga: Suhu Malam di Indonesia Jadi Lebih Dingin, Ini Tips Jaga Imun TubuhSungai Tasokko Meluap, Kawasan Pertanian dan Perkebunan Terendam Banjir
Prof Yuming Guo dari Monash University, salah satu peneliti utama studi tersebut, mengatakan tren ini akan berlanjut karena perubahan iklim, dan tingkat kematian total dapat meningkat.
“Di masa depan, kematian terkait dingin terus menurun, tetapi karena kematian terkait panas akan terus meningkat, itu berarti akan ada break point,” kata Guo.
Di Eropa, menurut Guo, sudah ada peningkatan keseluruhan dalam tingkat kematian yang terkait dengan suhu.
"Jika kita tidak mengambil tindakan apa pun untuk mengurangi perubahan iklim, lebih banyak kematian akan terjadi," pungkasnya. 
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Planetary Health ini memperhitungkan suhu optimal yang berbeda untuk orang yang tinggal di berbagai wilayah.
"Populasi memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cuaca lokal,” kata Guo.

Tingkat kematian berlebih terkait panas tertinggi terjadi di Eropa timur, sementara Afrika sub-Sahara memiliki tingkat kematian tertinggi terkait suhu dingin.
Prof Adrian Barnett dari Queensland University of Technology yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan serangan jantung, serangan jantung dan stroke meningkat baik dalam kondisi yang sangat dingin maupun panas.
"Orang-orang yang sangat berisiko adalah orang-orang yang memiliki semacam kondisi jantung dan paru-paru yang sudah ada sebelumnya," kata Barnett.
“Negara-negara panas memiliki lebih sedikit kematian akibat panas, tetapi itu kemungkinan akan berubah," jelasnya.
Barnett mengatakan strategi mitigasi seperti isolasi perumahan yang lebih baik dan AC bertenaga surya yang akan bekerja bahkan selama pemadaman listrik harus dipertimbangkan.
Temuan ini muncul sebagai analisis terpisah oleh Global Climate and Health Alliance yang menempatkan Australia sebagai yang terakhir dari 66 negara untuk upaya memasukkan masalah kesehatan manusia dalam komitmen iklim mereka.
Australia, Selandia Baru, Brasil, Norwegia dan Islandia semuanya menerima skor nol dari 15 pada rapor sebagai negara yang tidak menyebutkan kesehatan manusia dalam kontribusi yang ditentukan secara nasional.
Organisasi tersebut juga memeriksa apa yang dilakukan negara-negara untuk memperkuat sistem kesehatan mereka yang disebabkan oleh krisis iklim, berapa banyak dana tambahan yang diterima dari kebijakan ini dan sejauh mana negara-negara mengakui bahwa mencapai nol emisi bersih akan memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan manusia.
Uni Eropa juga berada di bagian bawah dengan skor satu dari 15, sementara AS dan Inggris menerima skor masing-masing 6 dan 7. Kosta Rika menduduki peringkat tertinggi, mencetak 13 dari 15.
Berita Terkini Pada bulan Mei, lebih dari 60 kelompok kesehatan, termasuk Asosiasi Medis Australia dan Hesta Super Fund, meminta pemerintah Morrison untuk memprioritaskan kesehatan dalam tujuan iklim Australia berdasarkan perjanjian Paris.
“Kartu skor ini menunjukkan bahwa Australia sekali lagi berada di urutan terbawah dalam hal menganggap serius dampak kesehatan dari perubahan iklim,” kata Fiona Armstrong, Direktur Eksekutif Aliansi Iklim dan Kesehatan Australia.
“Perdana menteri harus bertindak untuk mengurangi emisi dan memprioritaskan kesehatan dalam komitmen iklim internasional kita sebelum COP26 untuk melindungi kesehatan kita," tegas Armstrong.
Video Terkait 
Căutare
Categorii
Citeste mai mult
Alte
Duplex Stainless Steel Pipe Market 2021: industry Size, Share, Top Companies, Regions and Forecast by 2027
Market Overview Market Research Future (MRFR) reveals that the Global Duplex Stainless Steel...
By Rohan Kkk 2021-04-21 05:03:45 0 0
Gardening
Zelfina Skin Cream™ - 100% Effective Way
Looking to inexpensive exfoliation treatment? Use sugar or oatmeal over your skin. Dampen an...
By Minnie Oliver 2021-06-19 09:15:24 0 0
Alte
Far-Field Speech and Voice Recognition Market Overview by Size, Share, Qualitative Insights and Forecast to 2027.
Market Research Future published a research report on “Far-Field Speech and Voice...
By Sneha Patil 2021-07-15 06:13:09 0 0
Sports
New Nike Air Force 1 07 CT1989-100 White Metallic Bold is Available Now
Nike Kited launched a multi-dimensional series in New York. The most important is the...
By Lucy Blair 2020-12-16 03:01:20 0 0
Alte
Motor Control Centers (MMC) Market Future Growth Study and Strategic Assessment
The motor control centers market witnesses increasing traction across the globe. The market...
By Komal Boudhh 2021-07-19 09:57:19 0 0