SariAgri - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 32,81 poin atau 0,55 persen ke 5.979,21 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesi (BEI), Jakarta, Rabu (14/7). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang 5.947,62-6.013,04.
Sebanyak 172 saham naik, 327 saham turun, dan 143 saham stagnan. Total volume perdagangan saham di bursa hari ini mencapai 16,90 miliar saham dengan total nilai Rp9,65 triliun.
Sementara itu, tujuh indeks sektoral melemah, mengikuti pelemahan IHSG sedangkan tiga indeks sektoral lainnya menguat. Indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah IDX Sektor Perindustrian yang melemah 2,47 persen, IDX Sektor Properti turun 1,52 persen, dan IDX Sektor Barang Konsumen Non Primer melemah 1,05 persen.
Sedangkan indeks sektoral yang menguat yakni IDX Sektor Kesehatan yang naik 0,89 persen, IDX Sektor Transportasi yang naik 0,87 persen, dan IDX Sektor Infrastruktur yang naik 0,66 persen.
Breaking News Investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) Rp179,36 miliar di seluruh pasar. Saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp82,6 miliar, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp43 miliar, dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) Rp30,6 miliar. Sedangkan saham-saham dengan penjualan bersih (net sell) terbesar asing adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp132,5 miliar, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Rp51 miliar dan PT Astra International Tbk (ASII) Rp44 miliar.
Baca Juga: IHSG Dibuka Melemah, Cek Saham Pilihan Hari IniIHSG Ditutup Anjlok, Asing Lego Saham Bank BRI, BCA
Saham top gainers LQ45 hari ini adalah saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) 3,83 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) 3,24 persen, dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) 2,80 persen.  Semantara saham top losers LQ45 hari ini adalah PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) -4,65 persen, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) -4,55 persen, dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) -4,32 persen.
Analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan mengatakan penurunan IHSG disebabkan oleh tiga faktor, yakni revisi proyeksi ekonomi 2021, potensi PKKM Darurat diperpanjang, dan angka kasus Covid-19 masih tinggi.
"Proyeksi turun, PPKM berpotensi diperpanjang, kasus covid di dalam negeri masih naik signifikan tiap hari dan ketiganya saling berhubungan," katanya.
Video Terkait: