SariAgri -  Masyarakat adat Badui di Lebak, Banten menolak untuk menjalani vaksinasi Covid-19. Hal itu lantaran mereka masih memegang teguh petuah leluhur mereka.
Selain itu, masyarakat adat Badui juga telah menjalani ritual minum air doa yang mereka percaya bisa menangkal Covid-19. Memang, hingga saat ini kasus Covid-19 Desa Kanekes, tempat masyarakat adat Badui tinggal, masih belum ada.
Tetua lembaga adat masyarakat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija, mengatakan pihaknya telah melakukan ritual selama setahun terakhir untuk menangkap Covid-19.
"Kami menolak vaksinasi dari pemerintah. Dan itu sudah disampaikan oleh masyarakat kepada kami bahwa mereka tetap berpegang teguh pada kokolot sesepuh di sana," ujarnya. Jaro Saija mengatakan pihaknya telah melakukan ritual minum air bersama dengan dibacakan doa dari para petuah, sebagai penangkal Covid-19.
Baca Juga: Menteri BUMN Perintahkan Kimia Farma Kebut IvermectinFakta di Balik Kebijakan Orang Sudah Vaksin Tidak Wajib Pakai Masker di AS
"Kami ada upacaranya sendiri. Kami ambil air dan doakan oleh petuah adat dan lalu diberikan kepada masyarakat," jelasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti menjelaskan pihaknya tidak mempermasalahkan terkait penolakan vaksin warga Badui. Sebab selama ini mobilitas masyarakat Badui rendah.
Pihaknya juga mengiyakan kalau belum adanya masyarakat adat Baduy terpapar Covid-19. "Sebenarnya dengan mobilitas yang rendah ini, bisa menangkal jenis Covid-19 dari berbagai varian baik alfa, delta dan lain sebagainya," terangnya.
Meski begitu, menurut Ati, vaksinasi diperlukan bagi masyarakat Baduy untuk mencegah saat warga yang terpapar Covid-19 datang ke daerah mereka di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.
"Kalau memang tidak ada yang mau, kami tidak bisa memaksa. Tapi, kalau kasus Covid itu masuk ke Badui, maka kami harus memaksakan mereka untuk divaksinasi," jelasnya.
Video terkait:
News Today